Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, telah menandatangani penetapan lokasi (penlok) untuk normalisasi Sungai Ciliwung tidak layak huni.

Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah banjir yang signifikan di Jakarta, dengan Sungai Ciliwung sebagai salah satu penyumbang terbesar. Pramono menegaskan bahwa pendekatan humanis akan digunakan dalam pembebasan lahan, dengan alokasi anggaran Rp 98 miliar untuk proses tersebut. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Jakarta.
Urgensi Normalisasi Ciliwung Melawan Ancaman Banjir Tahunan
Normalisasi Sungai Ciliwung merupakan proyek yang sangat mendesak mengingat kontribusinya yang besar terhadap kejadian banjir di Jakarta. Sungai ini dilaporkan menyumbang lebih dari 40% potensi banjir di ibu kota. Kondisi geografis dan kepadatan penduduk di sepanjang bantaran sungai telah menciptakan situasi yang rentan, di mana tinggi muka air (TMA) Sungai Ciliwung sering kali berada di atas permukaan permukiman warga.
Hal ini menyebabkan risiko tinggi bagi masyarakat, karena kebocoran atau jebolnya tanggul dapat dengan cepat menenggelamkan area tempat tinggal. Oleh karena itu, normalisasi bukan hanya upaya mitigasi bencana, tetapi juga langkah fundamental untuk meningkatkan kapasitas sungai dalam menampung dan mengalirkan air secara optimal, serta mengurangi dampak buruk banjir yang berulang.
Langkah Progresif Gubernur Pramono
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menunjukkan komitmen kuatnya terhadap proyek ini dengan menandatangani penetapan lokasi (penlok) untuk normalisasi Kali Ciliwung . Pada Selasa, 8 Juli 2025, Pramono telah meneken empat dari total 14 penlok yang direncanakan. Lokasi-lokasi yang menjadi prioritas saat ini mencakup Rawajati, Pengadegan, Cawang, dan Cililitan.
Penetapan ini secara tegas menyatakan bahwa area yang akan dibebaskan adalah zona yang tidak layak dihuni karena risiko banjir yang parah. Khususnya untuk Kelurahan Cawang dan Cililitan, area yang ditetapkan untuk dibebaskan mencapai kurang lebih 67.270 meter persegi.
Keputusan ini diresmikan melalui Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 344 Tahun 2025, dan penlok ini akan berlaku selama tiga tahun sejak ditandatangani pada 25 April 2025. Langkah-langkah ini menunjukkan keseriusan Pemprov DKI dalam melanjutkan proyek yang sempat terhambat.
Baca Juga: Aksi Polisi Tangkap Pencuri Motor Usai Diamuk Massa di Kebon Jeruk
Tantangan dan Progres Proyek Normalisasi yang Berkelanjutan

Meskipun proyek normalisasi Sungai Ciliwung telah dimulai sejak era Gubernur Joko Widodo, pelaksanaannya sempat mengalami kendala signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu hambatan utama adalah resistensi dan penolakan dari masyarakat yang bermukim di bantaran sungai, serta belum tuntasnya proses relokasi.
Data terbaru menunjukkan bahwa dari total rencana normalisasi sepanjang 33,69 kilometer, baru sekitar 17,17 kilometer yang berhasil diselesaikan hingga April 2025. Ini berarti masih ada sekitar 16,52 kilometer yang belum dapat dikerjakan karena masalah pembebasan lahan.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menargetkan bahwa pekerjaan normalisasi Sungai Ciliwung yang tersisa ini harus rampung pada tahun 2028. Gubernur Pramono Anung sendiri menargetkan untuk mengeluarkan 14 penetapan lokasi (penlok) untuk area yang belum dinormalisasi hingga akhir tahun 2025.
Pendekatan Humanis dan Alokasi Anggaran
Dalam menjalankan proyek normalisasi ini, Gubernur Pramono menekankan pentingnya pendekatan yang humanis dan berkelanjutan terhadap masyarakat terdampak. Beliau menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak akan melakukan penggusuran paksa, melainkan akan mencari solusi relokasi dan kompensasi yang adil dan layak bagi warga yang harus pindah.
Meskipun ada konsekuensi pemindahan, proyek ini dilakukan untuk kepentingan publik yang lebih luas. Untuk mendukung proses pembebasan lahan, anggaran telah dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta, melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Sumber Daya Air.
Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menginformasikan bahwa dana sebesar Rp 98 miliar telah disiapkan untuk pembayaran pembebasan lahan normalisasi Sungai Ciliwung. Anggaran ini berpotensi bertambah setelah pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2025 bersama DPRD DKI Jakarta.
Pembayaran untuk pembebasan lahan kemungkinan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2025. Setelah lahan dibebaskan, pekerjaan fisik pembangunan tanggul akan menjadi tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Kolaborasi Pusat dan Daerah untuk Solusi Banjir Jakarta
Keberhasilan normalisasi Sungai Ciliwung sangat bergantung pada kolaborasi erat antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat. Khususnya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Menteri PU Dody Hanggodo telah menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari strategi pengendalian banjir Jakarta jangka menengah. Yang juga mencakup pembangunan bendungan kering di Sukamahi dan Ciawi, serta Sodetan Ciliwung.
Menteri ATR/BPN Nusron Wahid juga telah menyusun kerangka waktu untuk pengadaan tanah. Menargetkan pembebasan lahan selesai pada akhir Mei 2025, sehingga pembangunan fisik dapat dimulai pada Juli 2025. Sinergi antara berbagai pihak ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian proyek dan memberikan solusi jangka panjang yang efektif terhadap permasalahan banjir di Jakarta.
Kesimpulan
Penetapan lokasi normalisasi Sungai Ciliwung oleh Gubernur Pramono Anung adalah langkah maju yang signifikan dalam upaya penanggulangan banjir di Jakarta. Dengan fokus pada area yang tidak layak huni dan pendekatan humanis terhadap warga terdampak, proyek ini diharapkan dapat berjalan lancar.
Alokasi anggaran yang memadai dan kerja sama antara pemerintah provinsi dan pusat menjadi kunci untuk menyelesaikan sisa pekerjaan normalisasi sepanjang 16,52 kilometer. Keberhasilan proyek ini akan sangat vital dalam mewujudkan Jakarta yang lebih aman dan nyaman dari ancaman banjir di masa depan.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN JAKARTA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari news.detik.com