Pembatalan uji coba Car Free Night (CFN) Jakarta yang seharusnya berlangsung pada Sabtu, 5 Juli 2025, menjadi sorotan publik.

Keputusan ini diambil oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dengan berbagai pertimbangan, terutama dampak lalu lintas yang luas dan potensi gangguan terhadap aktivitas masyarakat di ruas Jalan MH Thamrin dan Sudirman.
Meskipun panitia telah bekerja keras dan antusiasme warga tinggi, pembatalan ini dianggap sebagai langkah terbaik dalam situasi yang ada. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Jakarta.
Latar Belakang dan Wacana Car Free Night
Wacana Car Free Night (CFN) di Jakarta bukanlah hal baru. Ide ini pertama kali dicetuskan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, pada 8 Juni 2025. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah untuk mengakomodasi minat masyarakat yang ingin beraktivitas, termasuk berolahraga, pada malam hari, serta sebagai upaya mengurangi emisi karbon.
Konsep CFN diharapkan dapat menciptakan ruang publik yang lebih hidup, nyaman, dan penuh kebahagiaan di akhir pekan, berbeda dengan Car Free Day (CFD) yang rutin digelar pada Minggu pagi. Lokasi yang dipertimbangkan untuk pelaksanaan CFN adalah sekitar Bundaran HI, mirip dengan CFD.
Mengingat infrastruktur pendukung seperti keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang sudah siap. Rano Karno juga sempat menyatakan bahwa CFN akan dimulai pukul 22.00 WIB dan akan dilengkapi dengan tata lampu yang berbeda dari CFD.
Rencana Awal dan Persiapan Jakarta Muharram Festival 2025
Uji coba CFN awalnya direncanakan berbarengan dengan Jakarta Muharram Festival 2025. Sebuah acara yang dirancang untuk menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 5 Juli 2025, mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WIB.
Salah satu daya tarik utama dari acara ini adalah pawai obor yang akan melibatkan sekitar 10.000 peserta. Rute pawai obor direncanakan melintasi Pintu Barat Daya Silang Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI) melalui Bundaran Bank Indonesia dan Jalan MH Thamrin.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno bahkan menyatakan bahwa obor yang digunakan adalah obor elektrik sebagai bentuk kampanye ramah lingkungan. Sejumlah persiapan telah dilakukan, termasuk pembangunan panggung besar yang dilengkapi videotron dan LED di depan Bundaran Hotel Indonesia.
Baca Juga: Penguatan Pariwisata Jakarta Lewat Kerja Sama Pemprov DKI dan Kemenpar
Alasan Pembatalan Utama Kemacetan dan Mobilitas Warga

Keputusan mendadak untuk membatalkan uji coba CFN dan Jakarta Muharram Festival 2025 disampaikan oleh Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, pada Jumat, 4 Juli 2025. Alasan utama di balik pembatalan ini adalah kekhawatiran akan dampak kemacetan lalu lintas yang meluas jika ruas Jalan MH Thamrin dan Sudirman ditutup.
Penutupan jalan protokol pada jam sibuk, yaitu pukul 18.00-22.00 WIB, dinilai berpotensi mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas rutin sore serta malam hari warga. Gubernur Pramono Anung secara spesifik mengungkapkan kekhawatirannya bahwa penutupan jalan Sudirman-Thamrin akan menimbulkan polemik di masyarakat, dan gubernur akan menjadi pihak yang disalahkan.
Chico Hakim juga menambahkan bahwa meskipun panitia telah bekerja keras dan antusiasme warga tinggi. Keputusan ini dipandang sebagai langkah terbaik dalam situasi yang ada.
Perubahan Konsep dan Pelaksanaan Alternatif
Meskipun konsep acara Jakarta Muharram Festival yang terpusat di jalan protokol dibatalkan. Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah tetap akan dilaksanakan. Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk mendorong peringatan tersebut di tingkat komunitas, seperti di masing-masing kota/kabupaten, RT/RW, kelurahan, dan kecamatan.
Hal ini diharapkan dapat menjaga semangat perayaan Tahun Baru Islam tanpa harus mengganggu mobilitas dan aktivitas warga akibat penutupan jalan. Pramono Anung menjelaskan bahwa kegiatan di Jakarta bertepatan dengan berbagai acara lainnya, sehingga penutupan jalan protokol akan memicu polemik.
Reaksi dan Tanggapan dari Berbagai Pihak
Pembatalan ini menimbulkan berbagai reaksi. Anggota DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto, mengakui bahwa tujuan Pemprov DKI menggelar CFN mungkin baik untuk membuka ruang interaksi masyarakat. Namun, ia menekankan pentingnya kajian mendalam terhadap dampak lalu lintas, keberadaan UMKM, dan keamanan sebelum CFN diterapkan.
Terutama karena penutupan ruas jalan protokol dapat menimbulkan kemacetan luas pada jam sibuk. Polling yang dilakukan oleh Kumparan sebelumnya menunjukkan bahwa 52,48 persen atau 782 pembaca tertarik datang ke CFN di Jakarta setiap malam Minggu, menunjukkan adanya antusiasme masyarakat terhadap wacana ini.
Meskipun demikian, pihak kepolisian, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin, menyatakan bahwa hingga Jumat (4/7). Belum ada pemberitahuan lebih lanjut dari Pemprov DKI terkait uji coba CFN pada Sabtu malam.
Kesimpulan
Pembatalan uji coba Car Free Night Jakarta dan Jakarta Muharram Festival 2025 adalah keputusan yang tidak mudah bagi Pemprov DKI Jakarta. Diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek krusial. Meskipun tujuan awal CFN sangat positif, seperti mengurangi emisi karbon dan menyediakan ruang publik untuk berolahraga dan berekspresi. Kekhawatiran akan dampak negatif terhadap lalu lintas dan aktivitas rutin warga menjadi prioritas.
Keputusan ini menunjukkan upaya Pemprov untuk menyeimbangkan antara keinginan menciptakan ruang interaksi baru dan memastikan kelancaran serta kenyamanan mobilitas masyarakat Ibu Kota. Meskipun konsep festival skala kota dibatalkan, semangat perayaan Tahun Baru Islam tetap didorong di tingkat komunitas. Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN JAKARTA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari megapolitan.kompas.com
- Gambar Kedua dari www.sonora.id