Macet Parah di TB Simatupang Jaksel kembali menjadi sorotan, dengan kondisi lalu lintas yang pada pagi hari ini, Rabu (6/8/2025).

Situasi ini memicu keluhan dari warga, yang merasa lebih cepat mencapai tujuan dengan berjalan kaki dibandingkan menggunakan kendaraan. Kondisi lalu lintas yang nyaris tak bergerak ini menjadi pemandangan rutin, menimbulkan frustrasi dan kerugian waktu bagi para pengguna jalan. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Jakarta.
Kondisi Kemacetan Terkini di TB Simatupang
Jalan TB Simatupang di Jakarta Selatan mengalami kemacetan parah pada pagi hari ini, 6 Agustus 2025. Kemacetan ini terjadi di beberapa titik, terutama dari arah Pasar Rebo menuju Fatmawati dan Lebak Bulus. Antrean kendaraan terlihat mengular hingga lebih dari 500 meter di depan Gerbang Tol Lenteng Agung 2, seperti yang terpantau pada Senin, 23 Juni 2025, pukul 08.00 WIB.
Kendaraan didominasi oleh mobil dan sepeda motor pribadi, diikuti oleh angkutan umum seperti Transjakarta dan mikrotrans. Laju kendaraan tersendat sejak Flyover Tanjung Barat. Kemacetan serupa juga terjadi pada Selasa malam, 5 Agustus 2025, di mana lalu lintas nyaris tak bergerak.
Penyebab Utama Kemacetan
Salah satu penyebab utama kemacetan parah di Jalan TB Simatupang adalah adanya proyek galian. Proyek galian ini, yang kadang berada di sisi kiri jalan, menyebabkan penyempitan ruas jalan. Selain itu, kemacetan juga diperparah oleh volume kendaraan yang meningkat, terutama di sekitar akses keluar tol.
Pertemuan arus kendaraan dari berbagai arah di titik-titik sempit, seperti di depan Gerbang Tol Lenteng Agung 2, juga memperparah kondisi lalu lintas. Beberapa warga juga mengeluhkan bahwa kemacetan terjadi karena ruas jalan yang menyempit dan banyaknya persimpangan jalan serta lajur putar balik yang memaksa kendaraan memperlambat laju.
Kondisi jalan yang sering rusak akibat proyek galian juga menjadi keluhan warga. Pada November 2024, kemacetan parah di TB Simatupang juga pernah terjadi akibat banjir di Cilandak pada jam pulang kerja.
Baca Juga: Pemprov DKI Luncurkan Sistem Parkir Elektronik Dengan Aplikasi JakParkir
Keluhan dan Frustrasi Warga

Kemacetan di Jalan TB Simatupang telah menimbulkan keluhan dan frustrasi di kalangan warga. Banyak yang merasa lebih cepat berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan. Riki (29), pengendara sepeda motor dari Jagakarsa, mengaku frustrasi karena hampir setiap pagi jalanan selalu macet dan membuatnya harus menepi beberapa kali.
Ia bahkan pernah terjebak macet hingga satu jam hanya untuk melewati gerbang tol. Dimas (35), warga Depok yang bekerja di Jakarta Selatan, mengeluhkan kemacetan di sekitar gerbang tol yang membuatnya sering terlambat ke kantor, dengan waktu tempuh yang biasanya setengah jam menjadi lebih dari satu jam.
Para pengendara ojek online juga mengeluhkan kemacetan ini karena merugikan mereka, seperti yang diungkapkan oleh Dede (38). Komentar netizen di media sosial juga menunjukkan kekesalan, dengan sebutan “jalur tengkorak” untuk Jalan TB Simatupang karena risiko, stres, dan tekanan yang menyertainya setiap hari. Mereka juga menyarankan untuk selalu membawa baju ganti, menyiratkan bahwa kemacetan bisa memakan waktu sangat lama.
Keterbatasan Petugas Pengatur Lalu Lintas
Minimnya jumlah petugas pengatur lalu lintas juga menjadi salah satu faktor yang memperparah kemacetan di Jalan TB Simatupang. Berdasarkan pantauan pada Senin, 23 Juni 2025, hanya terlihat satu petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang berjaga di dekat Gerbang Tol Lenteng Agung 2.
Petugas tersebut tampak berupaya mengatur lalu lintas sendirian di tengah padatnya kendaraan. Polisi lalu lintas baru terlihat di lampu merah Simpang Ragunan, yang lokasinya cukup jauh dari titik kemacetan utama. Kondisi ini menyebabkan kendaraan saling memotong jalan karena tidak ada yang mengatur pertemuan arus di titik-titik sempit, sehingga kemacetan semakin sulit terurai.
Solusi yang Diharapkan Warga
Warga berharap adanya solusi konkret untuk mengatasi kemacetan di Jalan TB Simatupang. Beberapa di antaranya menyarankan pelebaran jalan di beberapa titik sempit. Terutama di ruas jalan yang padat dan di sekitar pintu tol agar antrean kendaraan tidak mengular. Solusi lain yang diusulkan adalah penerapan sistem satu arah (one-way) ke arah Fatmawati saat pagi hari dan ke arah Pasar Minggu saat malam hari.
Penataan ulang jalur, perluasan transportasi umum yang efisien, dan pengendalian jumlah kendaraan pribadi di jalanan juga dianggap penting untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang tak kunjung teratasi.
Kesimpulan
Macet parah di TB Simatupang Jaksel secara rutin lumpuh akibat kemacetan parah, yang terakhir terjadi pada pagi hari 6 Agustus 2025. Kemacetan ini terutama disebabkan oleh proyek galian yang menyempitkan jalan, volume kendaraan yang tinggi, dan kurangnya petugas pengatur lalu lintas.
Dampaknya sangat merugikan, menyebabkan frustrasi, kerugian waktu, dan kerugian finansial bagi warga dan pengendara. Warga bahkan merasa lebih efisien berjalan kaki. Masyarakat mendesak solusi permanen seperti pelebaran jalan, penerapan sistem satu arah. Dan peningkatan transportasi publik untuk mengatasi masalah yang kian memburuk ini.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap hanya di INFO KEJADIAN JAKARTA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari news.detik.com
- Gambar Kedua dari news.detik.com