Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, jelaskan pendanaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Sebagai kelanjutan dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan jalur lanjutan menuju Surabaya menjadi prioritas pemerintah dengan memanfaatkan berbagai sumber pendanaan agar efisien dan tidak memberatkan APBN. Dibawah ini Info Kejadian Jakarta akan mengulas mengenai pendanaan efisien proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Latar Belakang dan Visi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya merupakan bagian dari visi nasional meningkatkan konektivitas antar kota besar di Pulau Jawa dengan moda transportasi yang cepat, bersih, dan terintegrasi. Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan secara tegas agar proyek ini menjadi prioritas pembangunan nasional.
Hal ini dikarenakan berdampak besar terhadap mobilitas masyarakat, pengembangan ekonomi daerah, serta penurunan kemacetan di koridor utama Jawa. AHY menyatakan bahwa pembangunan jalur ini bukan sekadar lanjutan, namun mencerminkan transformasi sistem transportasi yang berkelanjutan dan modern.
Tantangan Skema Pendanaan Proyek Besar Ini
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang awalnya diperkirakan menelan biaya sekitar US$ 6 miliar mengalami pembengkakan biaya mencapai US$ 7,2 miliar atau sekitar Rp 106 triliun. Pendanaan mayoritas berasal dari pinjaman China Development Bank yang mencapai 75 persen, sementara sisanya dari modal pemegang saham.
Pengalaman pembengkakan anggaran ini menjadi pelajaran penting bagi pemerintah dan AHY untuk memilih skema pendanaan lebih efisien. Pembangunan lanjutan ke Surabaya agar tidak memberatkan keuangan negara dan meminimalisir biaya bunga tinggi.
Pilihan Pendanaan Multi-Sumber dan Efisiensi Biaya
AHY menjelaskan bahwa skema pendanaan proyek berikutnya akan melibatkan berbagai sumber, termasuk investasi swasta, pembiayaan BUMN, dan pinjaman internasional dengan bunga serta tenor yang kompetitif. Pemerintah juga tengah menggodok regulasi yang menjadi payung hukum pelaksanaan proyek untuk mendukung kemudahan kerja sama investasi.
Langkah ini bertujuan memaksimalkan efisiensi anggaran sekaligus mendorong partisipasi investor yang meningkatkan kelancaran pelaksanaan konstruksi dan operasional kereta cepat.
Baca Juga: Rencana Besar Pemprov DKI Tunda Groundbreaking Taman Bendera Pusaka!
Studi Kelayakan dan Kajian Terbaru Pendanaan

Saat ini, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur sedang memperbarui studi kelayakan proyek tersebut dengan memperhatikan berbagai aspek teknis, geografis, dan finansial agar model pendanaan yang dipilih betul-betul optimal.
AHY menyampaikan bahwa analisa komprehensif ini penting mengingat karakter jalur yang berbeda jika menggunakan rute utara atau selatan Pulau Jawa.
Evaluasi juga mencakup opsi kecepatan kereta yang disesuaikan dengan kondisi pemukiman dan perkotaan di sepanjang koridor. Hal ini dilakukan agar proyek dapat berjalan efektif dan biaya dapat ditekan.
Koordinasi Lintas Sektor dan Pengawasan Anggaran
AHY turut menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian, lembaga, dan pemangku kepentingan untuk memastikan pengelolaan anggaran yang transparan dan efisien. Untuk mendukung hal ini, pemerintah telah membentuk Satgas Kereta Cepat yang bertugas memantau progres proyek dan mengawal penganggaran.
Tambahan anggaran sekitar Rp 200 miliar juga diajukan sebagai dukungan untuk pengawalan dan koordinasi lintas sektor proyek ini pada tahun 2026.
Dampak Positif Proyek dan Harapan Pemerintah
Dengan skema pendanaan yang efisien dan pengelolaan yang ketat, pemerintah berharap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dapat menekan waktu tempuh hingga sekitar tiga jam, meningkatkan mobilitas penduduk dan barang, serta mendorong pertumbuhan ekonomi sepanjang koridor.
Proyek ini juga diharapkan menjadi contoh pembangunan infrastruktur besar dengan tata kelola yang baik dan minim risiko pembengkakan biaya. AHY yakin investasi ini akan membuka peluang kerja, memperkuat konektivitas nasional, dan memberikan kemudahan mobilitas yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan skema pendanaan multi-sumber yang lebih efisien, dengan melibatkan investor swasta, BUMN, dan pinjaman bersubsidi.
Pengalaman dari proyek Jakarta-Bandung dengan pembengkakan biaya besar menjadi pelajaran penting dalam menyiapkan proyek lanjutan yang transparan dan terkelola optimal. Studi kelayakan dan regulasi baru pun sedang dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan.
Dengan dukungan koordinasi lintas sektor dan pengawasan yang ketat. Proyek diharapkan mampu meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa secara berkelanjutan.
Untuk informasi lengkap dan terkini mengenai berbagai kejadian penting di Jakarta, termasuk aksi buruh, aturan lalu lintas, dan event kota, kunjungi sumber berita terpercaya Info Kejadian Jakarta berikut ini.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari regional.kompas.com
- Gambar Kedua dari antaranews.com