Posted in

Butuh Rp123 Triliun Untuk Tanggul Laut Raksasa, Jaga Jakarta Dari Banjir Rob

Rp123 triliun akan dialokasikan untuk pembangunan tanggul laut raksasa yang menjadi jawaban pemerintah dalam menghadapi ancaman banjir rob di Jakarta.

Butuh Rp123 Triliun Untuk Tanggul Laut Raksasa, Jaga Jakarta Dari Banjir Rob

Kota megapolitan ini, sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, dan budaya Indonesia, kini semakin rentan akibat kombinasi kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim dan penurunan muka tanah yang terus berlangsung.

Untuk melindungi wilayah pesisir ibu kota, pemerintah menyiapkan proyek ambisius berupa giant sea wall sepanjang 41 kilometer dengan nilai investasi tersebut. Info Kejadian Jakarta akan membahas langkah besar pemerintah, rencana pembangunan tanggul laut raksasa senilai Rp123 triliun, untuk melindungi kota dari bencana ini.

Ancaman Nyata, Banjir Rob dan Penurunan Tanah

Menurut AHY, banjir rob di Jakarta bukan lagi kejadian luar biasa, melainkan ancaman yang terjadi secara rutin dan semakin parah dari tahun ke tahun. “Kita tidak bisa menutup mata. Kombinasi antara kenaikan permukaan laut dan penurunan muka tanah membuat garis pantai Jakarta terus terdorong ke daratan” ujarnya.

Penurunan tanah atau land subsidence di Jakarta menjadi masalah besar karena eksploitasi air tanah yang berlebihan. Aktivitas ini, ditambah pertumbuhan industri dan padatnya pemukiman, mempercepat penurunan permukaan tanah, khususnya di wilayah Jakarta Utara.

Dalam beberapa dekade terakhir, sejumlah titik di ibu kota bahkan mengalami penurunan hingga lebih dari 4 meter. “Kita menghadapi situasi darurat iklim yang tidak bisa ditangani dengan solusi jangka pendek” tambah AHY.

Proyek Giant Sea Wall

Pembangunan tanggul laut raksasa diharapkan menjadi perlindungan fisik utama untuk wilayah pesisir Jakarta. Proyek ini akan membentang sejauh 41 kilometer di lepas pantai, menciptakan benteng besar dari ancaman air laut yang terus meningkat. Namun, menurut AHY, proyek ini bukan hanya sekadar tembok laut.

“Lokasinya di lepas pantai, dengan tantangan geoteknis dan konstruksi luar biasa kompleks. Ini bukan proyek yang bisa dibangun dalam hitungan bulan. Butuh perencanaan matang dan koordinasi antarlembaga” jelasnya.

Selain berfungsi sebagai penghalang air laut, proyek tanggul laut ini juga dirancang untuk mendukung fungsi perkotaan lain, seperti pengelolaan limbah, jalur transportasi, hingga pengembangan kawasan reklamasi yang berkelanjutan.

Hal ini menunjukkan bahwa proyek ini tidak hanya mengatasi masalah banjir, tetapi juga menjadi bagian dari perencanaan kota jangka panjang.

Baca Juga:

Batasi Air Tanah, Percepat SPAM Adalah Solusi Dari Hulu

Butuh Rp123 Triliun Untuk Tanggul Laut Raksasa, Jaga Jakarta Dari Banjir Rob

Namun, AHY mengingatkan bahwa perlindungan tidak bisa hanya dilakukan dari hilir. Ia menegaskan pentingnya penanganan dari hulu untuk menghentikan penyebab utama penurunan muka tanah, yakni eksploitasi air tanah.

“Kita tidak bisa hanya membangun tembok. Kita harus mengatasi penyebabnya. Penggunaan air tanah harus dibatasi, bahkan dilarang” tegasnya.

Untuk itu, pemerintah tengah mempercepat pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sebagai solusi pengganti air tanah. SPAM diharapkan dapat menjamin kebutuhan air bersih masyarakat tanpa harus terus menguras cadangan air tanah.

“Ini bukan hal yang bisa ditawar. Kita harus berinvestasi pada SPAM, pada infrastruktur air bersih yang andal” kata AHY.

Tak hanya itu, pemerintah juga menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur air lainnya, seperti normalisasi sungai, pembangunan embung, dan penampungan air hujan. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan banjir kiriman dari wilayah hulu dan menampung curah hujan ekstrem yang kini semakin sering terjadi.

Membangun Ketahanan Kota Pesisir

Langkah-langkah yang direncanakan pemerintah bukan hanya untuk mengatasi banjir rob dalam jangka pendek, tetapi juga untuk membangun ketahanan jangka panjang Jakarta sebagai kota pesisir yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

“Kita harus melihat ini sebagai tantangan masa depan. Kota-kota pesisir seperti Jakarta tidak akan bertahan tanpa infrastruktur adaptif dan berkelanjutan” tutur AHY. Proyek tanggul laut, pembatasan air tanah, hingga pembangunan SPAM dan infrastruktur penunjang lainnya merupakan satu kesatuan strategi besar.

Pemerintah, kata AHY, ingin memastikan bahwa Jakarta tidak hanya selamat dari banjir rob, tetapi juga menjadi kota yang tangguh menghadapi krisis iklim dan tantangan urbanisasi ekstrem.

Kesimpulan

Pembangunan tanggul laut raksasa senilai Rp123 triliun bukan sekadar proyek prestisius, melainkan sebuah keharusan untuk menyelamatkan Jakarta dari ancaman nyata. Namun, pembangunan fisik saja tidak cukup.

Diperlukan komitmen kuat untuk mengatasi akar masalahnya, mulai dari pembatasan penggunaan air tanah, pembangunan infrastruktur air bersih, hingga pelestarian lingkungan.

Ke depan, keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat. Melindungi Jakarta bukan hanya soal tembok laut, tetapi juga tentang menjaga masa depan jutaan warganya.

Simak dan ikuti terus Info Kejadian Jakarta agar Anda tidak ketinggalan informasi berita terupdate dan menarik lainnya setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari www.bloombergtechnoz.com
  2. Gambar Kedua dari www.floreseditorial.com