Presiden Prabowo Subianto ajak Gubernur Pramono Anung ikut berkontribusi pembangunan Giant Sea Wall di Teluk Jakarta.

Proyek tanggul laut raksasa ini dirancang untuk melindungi pesisir Jakarta dari banjir dan kerusakan akibat air laut. Estimasi biaya pembangunan sebesar 8 sampai 10 miliar dolar AS dengan waktu pengerjaan sekitar 8-10 tahun.
Prabowo menegaskan pembiayaan akan dibagi sama rata antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta, menandai komitmen bersama untuk keamanan ibu kota. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran Info Kejadian Jakarta.
Latar Belakang dan Pentingnya Giant Sea Wall
Ancaman banjir dan penurunan muka tanah yang melanda pesisir utara Pulau Jawa selama bertahun-tahun telah memaksa pemerintah untuk mencari solusi besar dan inovatif. Proyek Giant Sea Wall yang membentang dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur dengan panjang sekitar 500 kilometer, dirancang sebagai jawaban atas tantangan ini.
Tujuannya adalah untuk melindungi kehidupan masyarakat pesisir, mencegah kerusakan infrastruktur, dan menjaga keberlangsungan ekosistem pesisir. Proyek ini termasuk kategori Proyek Strategis Nasional yang sudah direncanakan sejak tahun 1995, menandakan urgensi dan pentingnya perlindungan ini bagi masa depan wilayah tersebut.
Pemerintah menargetkan Giant Sea Wall untuk tidak hanya menyelesaikan persoalan banjir rob. Tapi juga sebagai investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.
Estimasi Biaya dan Pembagian Tanggung Jawab
Presiden Prabowo Subianto memperkirakan pembangunan Giant Sea Wall di Teluk Jakarta saja memerlukan biaya antara 8 sampai 10 miliar dolar Amerika Serikat (USD). Dengan keseluruhan proyek dari Banten sampai ke Gresik diperkirakan menelan biaya sekitar 80 miliar USD.
Proyek ini dijadwalkan berlangsung selama 15 hingga 20 tahun untuk wilayah pantai utara Jawa secara keseluruhan dan sekitar 8 hingga 10 tahun di kawasan Teluk Jakarta. Melihat besarnya anggaran ini, Prabowo menegaskan perlunya Pemprov DKI Jakarta ikut berkontribusi dalam pendanaan.
Mengingat APBD DKI sangat besar dan proyek ini akan sangat bermanfaat bagi wilayah Jakarta. Pembiayaan diproyeksikan dibagi dua antara pemerintah pusat dan pemprov. Dengan skema kontribusi Pemprov Jakarta mencapai sekitar 1 miliar USD per tahun selama 8 tahun pembangunan di Teluk Jakarta.
Baca Juga: Pramono Anung Dorong Pengembangan AI Demi Jakarta Tanpa Macet
Dukungan Gubernur DKI Jakarta

Meskipun Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tidak hadir secara langsung dalam konferensi infrastruktur saat pengumuman proyek. Prabowo telah memastikan adanya komunikasi dan dukungan penuh dari Pramono terhadap pembangunan Giant Sea Wall.
Prabowo mengungkapkan bahwa ia sudah bertemu dengan Pramono beberapa hari sebelumnya dan bahkan mengirim utusan untuk memastikan dukungan pemerintah DKI Jakarta. Respon yang diterima sangat positif, menandakan sinergi dan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam menyelesaikan persoalan pesisir ini.
Strategi Pelaksanaan dan Kesiapan Pemerintah
Presiden Prabowo menegaskan bahwa pembangunan Giant Sea Wall tidak akan mengalami penundaan lagi. Proyek ini segera dimulai dengan prioritas pengerjaan di kawasan DKI Jakarta dan Semarang. Mengingat kedua wilayah tersebut mengalami dampak signifikan dari banjir rob.
Prabowo Ajak Pramono juga menyatakan keterbukaan bagi jajaran perusahaan dari berbagai negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Eropa, bahkan Timur Tengah yang ingin berinvestasi dan berpartisipasi. Pemerintah bertekad menggunakan kekuatan dan dana sendiri untuk mempercepat pelaksanaan proyek tanpa harus menunggu investasi asing.
Langkah pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut di Pantura Jawa juga disiapkan untuk mengelola pembangunan ini secara terintegrasi dan profesional demi memastikan kualitas serta ketepatan waktu pelaksanaan.
Dampak dan Manfaat Jangka Panjang
Giant Sea Wall tidak hanya solusi teknis terhadap risiko banjir dan erosi pantai. Tetapi juga investasi strategis yang akan mendukung ketahanan iklim Indonesia di masa depan. Dengan perlindungan pesisir yang memadai, dampak buruk air pasang dan intrusi air laut dapat diantisipasi. Menjaga produktivitas ekonomi di pesisir dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, proyek ini memberikan ruang bagi pengembangan infrastruktur dan pengamanan kawasan industri serta hunian di pesisir Jakarta dan kawasan pantai utara lainnya.
Pembangunan tanggul laut raksasa ini juga menjadi simbol komitmen pemerintah untuk menangani krisis iklim dan risiko alam secara inovatif. Yang dampaknya akan dirasakan generasi mendatang secara positif.
Kesimpulan
Proyek Giant Sea Wall yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah besar. Dan strategis untuk melindungi wilayah pesisir utara Jawa dari ancaman banjir rob dan penurunan tanah. Dengan estimasi biaya pembangunan di kawasan Teluk Jakarta mencapai 8 sampai 10 miliar USD dan keseluruhan sepanjang 500 km sekitar 80 miliar USD.
Pemerintah pusat meminta Pemprov DKI Jakarta untuk turut serta dalam membiayai proyek ini demi manfaat bersama dan keberlanjutan wilayah. Dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung serta komitmen pemerintah pusat untuk segera memulai. Dan mengelola proyek ini dengan baik menandai kesiapan Indonesia menghadapi tantangan iklim dan urbanisasi pesisir.
Proyek ini dipatok menjadi sebuah terobosan vital yang tidak hanya melindungi masyarakat saat ini. Tetapi juga investasi jangka panjang yang meningkatkan ketahanan nasional terhadap perubahan lingkungan. Giant Sea Wall akan menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam membangun Indonesia yang lebih aman dan berkelanjutan.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang Prabowo Ajak Pramono hanya di INFORMASI KEJADIAN JAKARTA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari detik.com
- Gambar Kedua dari www.tempo.co